Jenis-jenis Cerita Fiksi

 Resume Cerita Fiksi


Anak-anakku..., tentu kalian sudah pernah mendengar tentang cerita fiksi bukan?
Ayo mengingat lagi apakah pengertian dari cerita fiksi?
Cerita fiksi adalah karya sastra yang hanya berisi tentang cerita rekaan dan bukan merupakan kejadian nyata, hanya berdasarkan imajinasi pengarang.

Secara umum cerita fiksi bisa dibedakan menjadi 4 macam, yaitu Dongeng, Novel, Cerpen,  dan Roman. Namun topik belajar kita kali ini akan membahas tentang salah satu cerita fiksi yaitu dongeng.

A. Dongeng
Dongeng merupakan cerita yang bersifat khayalan yang berasal dari mulut ke mulut, biasanya diceritakan dari generasi ke generasi.

👉 Dongeng bisa dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: 
a. Legenda, adalah jenis dongeng yang bersifat khayalan untuk menjelaskan terjadinya suatu daerah atau tempat tertentu. Contohnya: Terjadinya Tangkuban Perahu, Malin Kundang, Asal Mula Telaga Warna, Asal Mula Bukit Catu.
b. Fabel, adalah jenis dongeng yang berisi tentang hewan-hewan yang mempunyai tingkah laku mirip dengan manusia. Contohnya: Kasuari dan Dara Mahkota, Kerbau dan Burung Jalak, Kancil dan Buaya.
c.  Sage/ Saga, adalah dongeng yang berhubungan dengan kejadian atau peristiwa yang ada kaitannya dengan sejarah. Contohnya: Lutung Kasarung, Damarwulan, Roro Jonggrang, Cadara.
d.  Mite, adalah jenis dongeng yang menyangkut kepercayaan dalam masyarakat, peristiwa gaib seperti dewa dan peri. Contohnya: Dewi Sri,  Ratu Padi,  Putri dan Bambu.

B. Cerita Jenaka
Cerita jenaka adalah cerita tentang tokoh yang lucu, menggelikan, dan menghibur.
Contohnya : Si Kabayan, Kisah Si Pandir


C. Novel
Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.
Contohnya : Novel Anak Negeri, Novel Laskar Pelangi

D. Cerpen/ Cerita Pendek
Cerpen adalah karya sastra yang memasarkan kisah atau cerita mengenai manusia beserta seluk beluknya lewat tulisan singkat atau pendek.
Contohnya : Cerpen Gadis Penjaga Tikar


Bandung Barat, 23 Maret 2021
Penulis,
Wakhidah Setiani, S.Pd


Komentar

Posting Komentar